WEB BLOG
this site the web

Kesenian Banjar

Musik Panting

"Panting" = Petik

DALAM Bahasa Banjar, kata "Panting" mengandung banyak arti. Salah satunya adalah duri ikan yang mengandung racun. Namun, yang kita bicarakan disini bukan masalah duri ikan. Melainkan, tentang sebuah alat musik yang diberinama alat musik "Panting". Dalam hal ini, "Panting" berarti petik. Yaitu, membunyikan senar dengan teknik sentilan.

Mengenai kapan lahirnya musik "Panting", sampai sekarang belum didapatkan data tertulis. Tapi, menurut tuturan lisan yang berkembang di pedesaan dan kampung-kampung di Kalimantan Selatan, musik "Panting" sudah ada sebelum zaman penjajahan. Atau lebih kurang pada abad ke-18. Pada masa itu, musik "Panting" digunakan untuk mengiringi tarian Japen dan Gandut.

Dalam periode tersebut, musik "Panting" diiringi dengan istrumen lain seperti babun, gong, suling, dan rebab. Tapi setelah biola masuk ke Kerajaan Banjar, maka kedudukan rebab digantikan oleh biola.

Di masa awal dan tahap perkembangannya, "Panting" hanya memiliki tiga buah tali.atau senar. Dimana masing-masing senar punya fungsi tersendiri. Tali pertama disebut pangalik. Yaitu tali yang dibunyikan untuk penyisip nyanyian atau melodi.

Tali kedua, disebut panggundah atau pangguda yang digunakan sebagai penyusun lagu atau paningkah. Sedang tali ketiga disebut agur yang berfungsi sebagai bass.

Tali "Panting" pada masa lalu dibuat dari haduk hanau (ijuk), serat nenas, serat kulit kayu bikat, benang mesin, atau benang sinali.

Tapi sekarang, karena lebih mudah didapatkan, ditambah lagi dengan bunyinya yang jauh lebih merdu, benang nilon tampak lebih banyak digunakan. Atau, ada pula yang menggunakan tali kawat dengan empat bentangan pada badan "Panting".

Kemunduran musik "Panting" terjadi pada jaman penjajahan Jepang. Waktu itu, musik "Panting" jarang sekali dipergelarkan. Wajar saja, karena pada waktu itu, setiap orang harus berjuang keras untuk mempertahankan hidup. Termasuk puluhan tahun setelah Jepang meninggalkan Indonesia.

Tahun 1984 merupakan tahun yang sangat menentukan bagi kehidupan musik "Panting". Ketika itu, para seniman melakukan penelitian terhadap musik ini di daerah Kabupaten Tapin.

Dari hasil penelitian, dinyatakan bahwa musik "Panting" masih layak untuk diangkat kembali ke permukaan. Segala sesuatu pun dipersiapkan. Lagu-lagunya direnovasi dan diganti dengan lagu-lagu Banjar yang sudah diaransement ulang sedemikian rupa.

Setelah dibenahi secukupnya dengan tidak meninggalkan esensi sebagai suatu musik tradisi, di tahun 1984 itu juga, musik "Panting" diujicobakan ke festival musik daerah se-Indonesia.

Hasilnya sangat memuaskan sekaligus mengejutkan. Musik pantng berhasil menduduki peringkat 10 besar musik-musik Nusantara. Sejak saat itu, pembinaan terus ditingkatkan. Hingga pada akhirnya, lahirlah grup-grup musik "Panting" di seluruh penjuru Kalimantan Selatan seperti sekarang ini. Mari terus kita kembangkan dan lestarikan kesenian khas daerah kita. (ril/*)

Mitos seputar Musik Panting

Punya Daya Tarik Bila Diberi Azimat

Dentingan "Panting", keprakan "Babun", sayatan biola, tiupan suling, dan pukulan gong yang dimainkan bersamaan, menjadi sebuah harmonisasi musik yang sangat nikmat untuk didengarkan. Irama melayunya tanpa sadar membuat badan bergoyang.

Menurut kepercayaan masyarakat pembuat "Panting", "Panting" akan mempunyai daya tarik yang hebat apabila ia diberi azimat. Karena itu, pada masa lalu, pembuat "Panting" selalu memasukkan sesuatu ke dalam perut "Panting" sebelum "Panting" diselesaikan.

Azimat-azimat tersebut antara lain tambang lirang, yaitu semacam guna-guna. Menurut kepercayaan para pembuat "Panting", Tambang Lirang dapat membuat penggemar dan penonton jadi tergila-gila terhadap musik "Panting". Sehingga, mereka selalu ingin menontong pertunjukan musik "Panting". Tambang Lirang menumbuhkan kerinduan penonton terhadap bunyi yang didengarnya sangat merdu.

Azimat lainnya adalah Bunga Kenanga. Dalam hal ini, bunga kenanga dimaksudkan agar penonton menyukai musik "Panting" dan merasa rindu dendam manakala tidak mendengar "Panting" di sentil orang.

Selain itu, ada pula Sumbaga yang bertujuan agar penonton terpesona terhadap gelaran bunyi "Panting", serta tulisan tertentu yang bertujuan agar penonton terpukau mendengar bunyi "Panting".

Di kalangan Pemantingan dikenal pula adanya datu-datu pemelihara "Panting". Menurut kepercayaan, datu itu biasa memberikan bobot bunyi yang sangat merdu. Beberapa datu yang paling dikenal adalah Datu Lampai, Datu Bangkala, Datu Kalambahai, Datu Kundarai, Datu Ujung, dan Datu Lampai Sari yang merupakan satu-satunya datu perempuan.

Di masa dulu, jika "Panting" mau dimainkan di tengah banyak orang, terlebih dahulu di panggil datu-datu tersebut dengan cara membakar kemenyan dan meletakkan "Panting" di atas asap kemenyan tersebut.

Dalam hal bentuk, "Panting" mempunyai perbedaan-perbedaan. Karena adanya perbedaan tersebut, maka muncullah nama-nama "Panting". Beberapa nama yang sempat diinventarisir adalah Lalai Gajah, Putri Kurung, Putri Manjanguk, Mayang Bungkus atau Mayang Marakai, Sari Dewi, dan Si Runtuh Palatar.

Di antara sekian jenis tersebut, yang paling banyak digunakan adalah Lalai Gajah dan Putri Kurung. Sementara yang paling jarang adalah Mayang Marakai. Sebab, ada yang mengasumsikan bahwa apabila menggunakan "Panting" jenis tersebut, maka grup pemain bisa rakai atau terpecah belah.

Tapi terlepas dari unsur magis tersebut, alunan atau harmonisasi musik "Panting" memang enak untuk didengarkan dan dinikmati. (ril/*)

Salah Satu Lirik Lagu Musik Panting

"Lamunnya kada bisa manyanyi-akan, batakunai dulu lawan nang bisa...he...he..."

Alahai Sayang

Cipt. NN

Itam itam maritam buahnya manis 2x

Mulai bakambang luruh sakaki 2x

Ahai....alahai sayang 2x

Biar hirang lamunnya 'ku pandang manis 2x

Sakali 'ku pandang cucuk di hati 2x

Ahai.....alahai sayang 2x

Itam itam tampuknya tampuk palawi 2x

Batanglah kamuning luruh kambangnya 2x

Ahai.....alahai sayang 2x

Biar hirang panggawi tapi panggawi 2x

Awak putih kuning apa gunanya 2x

Ahai.....alahai sayang 2x

Anak lalat ya guring, guring bagantung 2x

anak-anak warik manyanyiakan 2x

Ahai.....alahai sayang 2x

Kada harat rupanya lamun bauntung 2x

Kalakuan baik lagi baiman 2x

Ahai.....alahai sayang 2x

Hura ahui ahui ahui hura ahui 2x

Banih ditambat daunnya cundai ala sayang 2x

Banih di tabing tangkainya karing 2x

Banih angkat ka dalam kindai 2x

Ambillah panting kita banyanyi 2x

Hura ahui ahui ahui hura ahui 2x

0 komentar:

Posting Komentar

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies